Bab 1: Bangkitnya Sang Juru Hukum
Krisis ekonomi Indonesia mencapai puncaknya, dengan inflasi melonjak dan angka pengangguran yang merangkak naik tiap bulan. Di jalan-jalan Jakarta, bayang-bayang orang-orang berkecukupan kian membayang-bayang kaum miskin yang hanya bisa melihatnya melalui layar ponsel mereka. Media sosial jadi panggung para elite untuk pamer kemewahan, menambah garam pada luka masyarakat yang tiap hari berjuang untuk sesuap nasi.
Di suatu pertemuan rahasia di Istana Merdeka, berkumpul para pemimpin yang resah dengan kondisi ini. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, pejabat Kementerian Keuangan, serta beberapa tokoh intelektual bergulat dengan satu pertanyaan: Bagaimana menghadapi kejahatan para oligarki yang membuat negara hampir runtuh?
"Mereka ini lebih lihai dari yang kita kira," ujar Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dengan wajah muram. "Berapa kali kita sudah coba mengusut aset mereka, selalu gagal. Dana mereka di luar negeri tak bisa disentuh."
Namun, diskusi itu terhenti saat salah satu petinggi yang datang terlambat membuka pintu dengan tergesa. Di belakangnya berdiri seorang pria misterius, berpakaian layaknya seorang arkeolog tua dengan tatapan penuh misteri.
"Perkenalkan," ucap si petinggi, "Tuan O’Connell dari Mesir. Dia punya solusi yang mungkin bisa mengubah nasib kita semua."
O’Connell, sang tokoh utama dari film The Mummy, tersenyum tipis. Dalam nada berat dan tenang, dia berkata, "Saya mengerti bahwa korupsi sudah mengakar, dan saya punya dua solusi yang mungkin tidak konvensional, namun ampuh."
Ruangan itu terdiam mendengarnya.
"Apa yang Anda tawarkan?" tanya salah satu pejabat dengan nada skeptis.
O’Connell lalu membuka gulungan besar berisi skema. "Pertama," katanya, "Saya bisa membantu mengirimkan jutaan scarab – serangga pemangsa – ke negara ini. Mereka akan ditempatkan dalam sumur-sumur khusus, disiapkan bagi siapapun yang ketahuan mencuri hak rakyat. Hanya mereka yang sudah terbukti salah yang akan menemui akhir yang setimpal dengan perbuatannya."
Para pejabat tertegun. Meski ide itu terdengar gila, mereka tahu betul apa yang terjadi jika Indonesia tak bisa mengendalikan korupsi dan ketimpangan sosial.
"Dan solusi kedua?" tanya presiden dengan nada tertarik.
"Teknologi blockchain," jawab O’Connell sambil menyeringai. "Dengan blockchain, setiap transaksi keuangan bisa terpantau oleh publik. Semua pergerakan APBN akan terdeteksi real-time, dan setiap penyalahgunaan dana rakyat akan segera teridentifikasi tanpa memerlukan bukti-bukti dari yudikatif. Ini bukan hanya pengawasan, tetapi alat keadilan. Anda bisa menciptakan sistem transparansi mutlak."
Sang presiden memandang O’Connell dengan pandangan penuh harap, namun juga kebingungan. "Tetapi, bagaimana kami bisa mengimplementasikan semua ini? Apakah rakyat Indonesia akan mendukung ini?"
O’Connell mengangguk. "Rakyat tidak perlu tahu soal scarab sampai waktu yang tepat tiba. Yang perlu mereka lihat hanyalah keadilan yang mulai dijalankan. Saya butuh investasi dari pihak pemerintah untuk mendirikan PT Serangga, perusahaan teknologi blockchain yang secara terbuka akan berfungsi sebagai alat pengawasan independen."
Bab 2: PT Serangga dan Sumur Eksekusi
Beberapa bulan kemudian, PT Serangga resmi berdiri dan menjadi perusahaan rintisan blockchain pertama yang sepenuhnya terintegrasi dengan pemerintah. Kantor pusatnya terletak di pinggiran Jakarta, penuh dengan layar-layar besar yang memantau setiap transaksi yang dilakukan oleh instansi pemerintah.
Di tengah kota, sumur-sumur eksekusi telah selesai dibangun dengan pengamanan ketat. Sumur-sumur ini tersebar di seluruh negeri, dijaga bak situs sejarah yang tak boleh disentuh sembarang orang.
"Orang-orang bertanya, apa fungsi sumur-sumur ini, Pak," tanya salah satu staf PT Serangga kepada manajernya.
"Kamu akan tahu ketika waktunya tiba," jawab sang manajer sambil tersenyum penuh arti.
Di balik layar, pemerintah dan PT Serangga berkolaborasi dengan cermat. Setiap kali ada dana mencurigakan yang berputar ke luar negeri, sistem blockchain segera menyalakan alarm otomatis yang akan memberi tanda kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
Bab 3: Akhir dari Sebuah Dinasti
Pada suatu malam, seorang pejabat tinggi yang sudah lama dicurigai sebagai dalang korupsi besar-besaran akhirnya tertangkap basah. Dana miliaran yang selama ini dipakai untuk memperkaya diri sendiri terlacak keluar menuju rekening asing.
Ketika ia dibawa ke hadapan publik, ia mencoba menolak tuduhan. Namun, bukti blockchain PT Serangga berbicara lain. Seluruh transaksi terungkap dengan rinci, membuat masyarakat tak lagi meragukan bahwa keadilan sedang ditegakkan.
"Kamu tahu apa yang harus dilakukan, kan?" tanya salah satu pejabat kepada pengawal di sana.
Sang pengawal mengangguk, dan dengan sigap membawa sang pelaku ke salah satu sumur eksekusi. Dalam hening malam yang penuh ketegangan, terdengar jeritan pertama. Sang koruptor berhadapan dengan scarab yang memburu setiap celah tubuhnya, perlahan-lahan menyelesaikan tugasnya.
Bab 4: Kebangkitan Baru
Berita keadilan ini langsung tersebar luas, mengguncang dunia media sosial dan mendapat respons yang beragam dari masyarakat. PT Serangga, dengan visinya yang revolusioner, menjadi simbol baru bagi rakyat Indonesia. Para oligarki yang selama ini leluasa, akhirnya mulai ketakutan dan berhenti memamerkan kekayaan yang tak beretika.
Dalam satu malam, Indonesia berubah.
Bab 5: Jatuhnya Para Penguasa
Pengusutan dimulai dari sepuluh orang paling berpengaruh dalam lingkaran oligarki yang selama ini tak tersentuh oleh hukum. Di layar besar kantor PT Serangga, tampak deretan nama-nama yang selama ini beredar di laporan korupsi. Para penyidik sudah cukup lama mencurigai mereka, tetapi bukti selalu raib di tengah proses.
"Ini mereka, sepuluh orang yang telah menggerogoti APBN selama bertahun-tahun," ujar salah satu penyidik PT Serangga dengan tatapan penuh tekad. "Mereka yang selama ini kebal hukum."
O’Connell, yang duduk mengawasi, tersenyum puas. "Jika mereka benar-benar bersalah, teknologi ini akan menemukannya. Saat itu terjadi, Anda tahu apa yang harus dilakukan."
1. Amara Wijaya, Sang Ratu Properti
Amara Wijaya adalah sosok flamboyan yang dikenal selalu memamerkan apartemen mewah dan vila-vila di Bali. Selama ini, ia selalu lolos dari pengusutan dana ilegal yang dipakainya untuk menyelundupkan keuntungan ke luar negeri.
Pada hari itu, blockchain PT Serangga mencatat transaksi mencurigakan yang langsung mengarah ke salah satu rekening offshore atas nama perusahaannya. Bukti-bukti langsung terkumpul, dan tim eksekusi segera bergerak.
Di ruang interogasi, Amara berusaha mengelak. "Kalian salah. Ini semua fitnah! Tidak ada bukti yang cukup kuat untuk ini."
Namun, bukti digital tak bisa dibantah. Di tengah malam, Amara dibawa ke salah satu sumur eksekusi. Scarab mulai merayapi tubuhnya, membuatnya menjerit sebelum akhirnya diam dalam kengerian abadi.
2. Faisal Hidayat, Penguasa Tambang Batu Bara
Faisal dikenal sebagai raja tambang yang tak pernah berhenti merusak alam demi keuntungan pribadi. Setelah blockchain mendeteksi transfer ilegal sebesar 500 juta dolar yang keluar dari perusahaannya, Faisal tak punya jalan keluar.
"Saya akan bayar. Berapapun jumlahnya, asal saya bisa pergi dari sini," tawar Faisal dengan ketakutan.
"Uangmu tak lagi bisa menolongmu, Faisal. Hukum rakyat sudah bicara," jawab salah satu petugas PT Serangga.
Ia digiring ke sumur eksekusi, dan tak lama kemudian terdengar jeritan terakhirnya di tengah malam.
3. Hendro Sumarno, Sang Bos Media
Hendro memegang kendali atas beberapa media utama di Indonesia. Selama ini ia telah memperalat jurnalisme untuk melindungi kepentingan oligarki. Bukti bahwa ia mengirim dana ilegal kepada sejumlah politisi luar negeri akhirnya terungkap.
Di ruang sidang, Hendro masih berusaha mengelak. "Kalian tak bisa menangkapku! Aku punya pengaruh lebih besar daripada kalian bisa bayangkan!"
Namun, scarab di sumur eksekusi tak peduli akan pengaruh Hendro. Tak lama setelah itu, ia menemui akhir yang sama seperti oligarki sebelumnya.
4. Ratna Prasasti, Sang Perencana Kota
Ratna terkenal sebagai pengembang proyek infrastruktur besar di berbagai kota. Namun, blockchain menunjukkan aliran dana yang membuktikan penggelapan dana proyek-proyek publik.
Saat dibawa oleh petugas, Ratna meronta. "Ini semua salah paham! Aku bekerja untuk kepentingan rakyat!"
Petugas PT Serangga hanya menggeleng. "Rakyat yang kau rugikan selama ini telah melihat bukti aslimu, Ratna."
Di sumur eksekusi, scarab mulai bekerja. Jeritannya bergema sampai fajar menyingsing.
5. Yusuf Mandala, Sang Guru Ekonomi Bayangan
Sebagai konsultan ekonomi yang memiliki relasi internasional, Yusuf menguasai banyak rahasia gelap ekonomi negara. Ketika bukti digital menunjukkan dirinya mengalihkan dana besar ke luar negeri, pemerintah akhirnya bisa bertindak.
"Aku bisa membeli kalian semua. Ini tidak akan bertahan lama," ancam Yusuf saat dibawa.
Namun, sumur eksekusi hanya menerima keadilan. Tak lama setelah itu, namanya hanya tinggal sejarah.
6. Irwan Sastrawan, Penguasa Teknologi
Irwan, seorang inovator teknologi terkemuka, telah lama menyalahgunakan investasi negara untuk proyek fiktif. Bukti blockchain mengungkap dana besar yang disalahgunakannya dan dialirkan ke rekening pribadi.
"Ini lelucon! Aku yang membawa teknologi ini ke Indonesia!" serunya saat ditangkap.
"Dan sekarang teknologi ini mengadilimu," jawab petugas.
Irwan dihadapkan pada scarab yang perlahan menghancurkan tubuhnya, menjadi bukti keadilan digital yang ia ciptakan sendiri.
7. Sinta Alamanda, Ibu Kota Perkebunan
Sebagai pemimpin perusahaan perkebunan sawit terbesar, Sinta telah menyalurkan dana besar untuk meredam aksi protes lingkungan. Kini bukti menunjukkan dana haram yang mengalir keluar.
"Ini tidak mungkin, aku punya kekuasaan!" teriaknya.
Namun, scarab menanggalkan segala kekuasaan, menyisakan Sinta dalam derita panjang di dasar sumur.
8. Prasetyo Kartasasmita, Ahli Politik Bayangan
Prasetyo adalah otak di balik berbagai kebijakan politik untuk melindungi oligarki. Data blockchain menguak konspirasi yang dijalinnya dengan dana negara.
Saat hendak dieksekusi, Prasetyo tertawa sinis. "Kalian semua boneka. Ini tidak akan bertahan."
Namun, scarab tak mengenal boneka atau aktor. Jeritannya lenyap di malam itu.
9. Rendra Darmawan, Raja Transportasi
Sebagai pemilik jaringan transportasi besar, Rendra sering mengalirkan dana ilegal yang merugikan negara. Ketika blockchain mengungkap transaksi mencurigakan, Rendra tak bisa menyangkalnya.
"Aku yang membangun transportasi ini. Negara butuh aku," ujarnya angkuh.
"Negara butuh keadilan, bukan pengkhianat," jawab petugas PT Serangga sebelum Rendra dimasukkan ke sumur eksekusi.
10. Rini Manado, Sang Bintang Fashion
Rini, pengusaha besar di dunia mode, memiliki reputasi flamboyan dan tak pernah gentar. Namun, blockchain menunjukkan aliran dana gelap yang dia gunakan untuk memperkaya diri.
Di ruang interogasi, ia berusaha mengintimidasi petugas. "Kalian akan menyesal, aku punya koneksi internasional."
Tetapi, koneksi Rini tak menyelamatkannya. Di sumur eksekusi, scarab menuntaskan tugasnya, menjadikan namanya cerita lain yang terlupakan dalam sejarah keadilan.
Satu per satu, para oligarki yang dahulu seakan tak tersentuh itu menemui ajalnya di tangan scarab. Jerit-jerit mereka menjadi saksi bisu dari sebuah negara yang akhirnya menemukan jalan untuk mengadili para pengkhianatnya. Rakyat Indonesia menyaksikan era baru, dimana kekayaan yang disalahgunakan akhirnya dibayar dengan harga yang setimpal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar