Tahun 2028: Penemuan yang Mengubah Dunia
Di sebuah laboratorium kecil di Palo Alto, Amerika Serikat, seorang ilmuwan bernama Dr. Alan Morgan akhirnya menyelesaikan prototipe terobosannya—sebuah perangkat seukuran laptop bernama ChronoBook. Ini bukan sekadar komputer biasa, melainkan mesin waktu portabel pertama di dunia. Setelah bertahun-tahun melakukan percobaan menggunakan teori relativitas dan fisika kuantum, Dr. Morgan berhasil memecahkan salah satu misteri terbesar dalam sejarah manusia: perjalanan waktu.
Dialog di Laboratorium
Alan berdiri di depan layar monitor sambil menggigit bibirnya, melihat data uji coba terakhir. Temannya, Emily Harper, seorang ahli fisika teori, berdiri di sampingnya dengan wajah tegang.
“Kalau ini gagal lagi, kita bisa dihentikan untuk selamanya,” kata Emily.
Alan mengangguk sambil mengatur koordinat waktu pada ChronoBook. “Ini tidak akan gagal. Aku sudah memperhitungkan setiap variabel.”
Di layar kecil perangkat itu, tampak pilihan waktu dan tempat: Palo Alto, 2027. Alan menekan tombol Start. Dalam sekejap, ruangan itu bergetar, dan seolah-olah angin tak terlihat menyapu mereka. Dalam beberapa detik, ChronoBook berhasil mengirim Emily ke masa lalu—tepat satu menit sebelum uji coba dimulai.
Emily muncul kembali di sudut ruangan, terengah-engah tapi masih utuh. “Kita berhasil! Ini benar-benar berhasil!”
Alan tertawa lega. “Ini bukan sekadar penemuan, Emily. Ini revolusi.”
ChronoBook Dipasarkan ke Dunia: 2030
Dua tahun setelah uji coba sukses itu, perusahaan teknologi besar bekerja sama dengan Dr. Morgan untuk memproduksi ChronoBook secara massal. Dengan teknologi stabil dan fitur keamanan, perangkat itu memungkinkan perjalanan waktu dalam skala kecil—hanya beberapa jam atau hari ke masa lalu. Harganya juga terjangkau, membuat semua orang, dari pelajar hingga pebisnis, bisa memiliki akses ke mesin waktu ini.
Banyak yang menggunakannya untuk alasan sederhana—menghindari kecelakaan, memperbaiki wawancara kerja yang gagal, atau mendapatkan kembali barang yang hilang. Perusahaan besar mulai menggunakan mesin waktu ini untuk memutar ulang keputusan bisnis. Bahkan, beberapa kota besar mengizinkan polisi menggunakan ChronoBook untuk mencegah tindak kejahatan sebelum terjadi.
Namun, dampaknya mulai terasa jauh lebih cepat dari yang dibayangkan.
Dialog di Markas Keamanan Global, 2035
Alan Morgan kini duduk di depan meja seorang pejabat tinggi di Markas Keamanan Global (GSA). Wajahnya terlihat lelah. Di depannya, seorang wanita bernama Mayor Lisa Clark menatapnya dengan tajam.
“Dr. Morgan, Anda tahu apa yang telah Anda lakukan?” Lisa berkata sambil memutar layar laptopnya, memperlihatkan grafik tentang lonjakan anomali waktu di berbagai kota dunia. “Kita punya ribuan orang mengubah masa lalu setiap hari. Setiap perubahan kecil menciptakan efek domino yang semakin tak terkendali.”
Alan menggeleng. “Aku sudah memasang protokol keamanan. Setiap perjalanan dibatasi—mereka tidak bisa kembali terlalu jauh.”
Lisa mendengus. “Itu tidak penting. Anda pernah dengar teori Butterfly Effect, bukan? Bahkan perubahan sekecil apa pun bisa menyebabkan kekacauan besar di masa depan.”
Efek Domino Mulai Terasa: 2050
Dalam dua dekade, ChronoBook telah sepenuhnya mengubah tatanan dunia. Pemerintah, perusahaan, dan individu tanpa sadar menciptakan realitas baru dengan setiap lompatan waktu kecil. Beberapa negara yang dulu makmur tiba-tiba mengalami resesi karena satu peristiwa diubah. Ilmuwan yang seharusnya menemukan vaksin penting mendadak tidak pernah lahir karena perubahan di garis waktu keluarganya. Hubungan internasional juga kacau—aliansi yang terbentuk di masa lalu lenyap begitu saja, digantikan oleh konflik baru.
Muncul juga masalah sosial yang tak terduga. Banyak orang kecanduan menggunakan ChronoBook untuk memperbaiki kesalahan pribadi, membuat mereka terjebak dalam siklus tanpa akhir. Dunia terfragmentasi menjadi ribuan kemungkinan alternatif, dengan setiap orang mencoba memperbaiki sesuatu yang menurut mereka salah. Hasilnya, masa depan menjadi kabur dan tidak stabil.
Dialog di Masa Depan Alternatif, 2078
Di sebuah ruangan gelap, seorang lelaki tua bernama Adam—salah satu anak muda pertama yang menggunakan ChronoBook pada tahun 2030—berbicara dengan cucunya. Mereka hidup di dunia yang hancur oleh ketidakstabilan waktu.
“Kakek, kenapa dunia jadi begini?” tanya si cucu, matanya penuh kebingungan.
Adam mendesah, mengusap wajahnya yang keriput. “Karena kami pikir kami bisa memperbaiki segalanya.”
“Tapi bukankah kita bisa kembali lagi dan mengubahnya?” tanya si cucu polos.
Adam menggeleng. “Tidak ada lagi yang tahu mana masa lalu yang benar. Semua sudah terfragmentasi. Tidak ada lagi yang bisa kita percayai.”
Upaya Terakhir: Menyegel Waktu
Pada tahun 2080, para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia berusaha memperbaiki kekacauan ini. Mereka mengembangkan perangkat bernama ChronoLock, yang dirancang untuk menyegel setiap anomali waktu dan menghentikan penggunaan ChronoBook secara global. Namun, tugas ini tidak mudah—ada terlalu banyak realitas alternatif yang tercipta, dan tidak ada jaminan bahwa upaya mereka akan berhasil.
Dalam rapat terakhir para ilmuwan, Emily Harper—yang kini sudah lanjut usia—berbicara dengan Alan Morgan, yang tampak lebih lemah dari sebelumnya.
“Ini semua salah kita, Alan,” kata Emily. “Kita terlalu percaya bahwa kita bisa mengendalikan waktu.”
Alan tersenyum pahit. “Waktu bukan untuk dikendalikan, Emily. Ia adalah sesuatu yang harus dihormati.”
Mereka menekan tombol terakhir pada ChronoLock, berharap bahwa ini akan mengembalikan dunia ke garis waktu asalnya—atau setidaknya menghentikan kekacauan lebih lanjut.
Epilog: Sebuah Dunia yang Baru
Setelah ChronoLock diaktifkan, tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi. Beberapa orang mendapati hidup mereka berbeda dari sebelumnya—mereka bangun di dunia di mana peristiwa-peristiwa besar yang mereka kenal tidak pernah terjadi. Bagi sebagian besar orang, ini hanya terlihat seperti mimpi buruk yang berakhir tiba-tiba.
Namun, pelajaran yang ditinggalkan oleh ChronoBook tetap ada. Manusia menyadari bahwa waktu bukanlah alat yang bisa dimanipulasi sesuka hati. Masa lalu bukan untuk diperbaiki, dan masa depan bukan untuk diprediksi.
Dan di suatu tempat, di sebuah ruangan berdebu yang terlupakan, sebuah ChronoBook terakhir masih menyala—menunggu seseorang untuk menekan tombolnya sekali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar