Bab 1: Kontak Pertama
Tahun 2025, teleskop-teleskop canggih milik NASA dan lembaga antariksa di seluruh dunia mendeteksi anomali: ribuan objek asing mendekati Bumi dengan kecepatan tinggi. Pada awalnya, ilmuwan mengira itu asteroid, tapi saat mereka semakin mendekat, jelas bahwa objek tersebut adalah organisme hidup—dan di jantung armada itu, ada satu sosok humanoid yang berdiri di atas kapal induk: Sarah Kerrigan, Ratu Zerg.
Dalam waktu 24 jam setelah masuk orbit, kawanan Zerg turun ke beberapa lokasi di seluruh dunia: hutan Amazon, padang gurun Australia, dan lembah-lembah di Asia. Umat manusia, yang tidak siap dengan kedatangan makhluk-makhluk biologis mengerikan ini, menyaksikan dengan ngeri bagaimana Zerg merayap di permukaan bumi, merayakan invasi tanpa perlawanan berarti.
Di tengah kekacauan, suara lembut namun mengintimidasi terdengar di kepala para pemimpin dunia. Itu adalah Kerrigan.
“Umat manusia... aku tidak datang untuk menghancurkan kalian, kecuali jika kalian memaksaku. Aku hanya ingin evolusi. Kami akan mengambil apa yang kami butuhkan. Lawan, dan kalian akan dimusnahkan. Tunduk, dan kalian akan dibawa menuju bentuk kehidupan yang lebih tinggi.”
Suaranya membawa ketakutan sekaligus keheranan. Dunia kini tahu bahwa Kerrigan tidak hanya pemimpin dari kawanan alien, tetapi juga makhluk yang memahami dan menguasai berbagai bahasa.
Bab 2: Tahun-Tahun Pertama (2025-2030)
Masa awal kedatangan Zerg adalah bencana total. Kawanan ini dengan cepat menginfeksi dan menyebar di seluruh wilayah dengan konsentrasi populasi rendah, menjadikan mereka sarang reproduksi. Pulau-pulau terpencil dan kawasan hutan hujan Amazon menjadi zona merah, berubah menjadi koloni sarang raksasa.
“Mereka bukan sekadar binatang,” lapor seorang ilmuwan dalam sebuah pertemuan darurat PBB. “Mereka berkembang biak dengan pola yang sangat terstruktur. Ada tujuan di balik setiap gerakan mereka.”
Negara-negara di seluruh dunia mencoba melawan, tetapi teknologi militer konvensional tidak efektif menghadapi jumlah Zerg yang tak terbatas. Tank dan pesawat dihancurkan oleh mutalisk di udara, sementara infanteri dihancurkan oleh zergling dan hydralisk yang merayap di darat.
Di tengah kekacauan, Kerrigan mendekati para pemimpin dunia dengan tawaran dingin: “Biarkan kami mengambil apa yang kami inginkan: DNA dan sumber daya biologis planet ini. Aku tidak peduli pada emas atau minyak kalian. Lawan kami, dan seluruh kota akan lenyap.”
Beberapa negara, seperti Brazil dan Rusia, memilih untuk menyerah, berharap Kerrigan akan menepati janjinya. Namun, negara-negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa terus melawan—dengan hasil yang mengerikan. Zerg menghancurkan kota-kota besar seperti Los Angeles, Shanghai, dan Berlin, meninggalkan reruntuhan dan sarang-sarang biologis yang menjalar di antara bangunan hancur.
Bab 3: Dekade Kedua (2030-2040)
Pada dekade kedua, Zerg mulai menguasai planet Bumi. Mereka tidak hanya memakan manusia, tetapi juga mulai memodifikasi DNA dari flora dan fauna Bumi untuk menciptakan makhluk-makhluk baru yang lebih kuat. Hewan liar seperti harimau dan buaya dijadikan fondasi untuk strain baru dari unit tempur. Pohon-pohon hutan tropis diubah menjadi struktur organik yang menumbuhkan larva.
Di beberapa wilayah, umat manusia yang tersisa hidup di bawah kontrol Kerrigan, dijadikan eksperimen untuk menciptakan strain baru dari Zerg-Hybrid. Beberapa manusia menerima tawaran Kerrigan untuk menjadi bagian dari Hive Mind, mengorbankan kemanusiaan mereka demi kekuatan dan kehidupan abadi sebagai bagian dari Zerg.
“Kami tidak lagi manusia,” ujar salah seorang Hybrid dalam wawancara video sebelum jaringan internet global terputus. “Kami adalah sesuatu yang lebih baik.”
Di sisi lain, kelompok-kelompok perlawanan mulai muncul. Meskipun terfragmentasi, mereka melakukan sabotase terhadap sarang Zerg di Eropa dan Asia, namun tanpa koordinasi global, perlawanan ini lebih mirip gangguan kecil daripada ancaman nyata bagi Kerrigan.
Bab 4: Transformasi Ekosistem (2040-2055)
Bumi berubah. Hutan-hutan digantikan oleh jaringan sarang Zerg yang menjalar hingga ke akar tanah. Atmosfer bumi mulai berubah akibat peningkatan aktivitas biologis Zerg, memunculkan awan-awan spora yang menyelimuti sebagian besar planet. Di bawah permukaan laut, strain Zerg baru mulai berkembang, menyingkirkan sebagian besar spesies laut asli.
“Planet ini... bukan milik kita lagi,” keluh seorang ilmuwan yang bersembunyi di salah satu bunker terakhir di Jepang. “Bumi telah menjadi organisme mereka.”
Pada titik ini, Kerrigan memperluas kawanan Zerg ke seluruh planet. Benua-benua berubah menjadi koloni raksasa dengan pusat-pusat komando biologis yang tersebar di seluruh dunia. Di beberapa tempat, manusia bertahan hidup sebagai buruh atau budak biologis, sementara sebagian kecil umat manusia bersembunyi di bawah tanah, mencoba bertahan dengan sisa-sisa teknologi masa lalu.
Namun, meski Zerg tampak tak terkalahkan, Kerrigan terus mengamati perkembangan umat manusia. Ia tahu bahwa manusia memiliki potensi—dan ia ingin melihat bagaimana mereka akan berevolusi di bawah tekanan ekstrim.
Bab 5: Lima Puluh Tahun Kemudian (2075)
Pada tahun 2075, Bumi telah berubah menjadi ekosistem yang asing dan menakutkan. Kawanan Zerg menguasai hampir seluruh daratan dan lautan, dan atmosfer planet telah dimodifikasi untuk mendukung spesies mereka.
Namun, di tengah kehancuran, sekelompok kecil manusia berhasil menemukan cara untuk beradaptasi. Mereka yang hidup di bawah tanah mulai mengembangkan sistem simbiosis dengan teknologi dan DNA Zerg, menciptakan manusia-modifikasi yang mampu berkomunikasi dengan Zerg tanpa harus menjadi bagian dari Hive Mind.
“Kami tidak lagi manusia biasa,” ujar pemimpin mereka dalam sebuah pesan radio yang jarang berhasil dipancarkan. “Tapi kami juga bukan milik Kerrigan. Kami adalah bentuk kehidupan baru.”
Kerrigan, yang telah mengawasi perkembangan umat manusia selama lima dekade, tersenyum dalam pikirannya. “Inilah evolusi yang kuinginkan,” gumamnya. “Manusia yang tidak hanya bertahan, tetapi beradaptasi. Mungkin kalian layak hidup berdampingan dengan kawanan.”
Namun, tidak semua Zerg sependapat. Beberapa komandan Zerg mulai merasa bahwa manusia harus sepenuhnya dimusnahkan sebelum mereka tumbuh menjadi ancaman. Konflik internal di dalam kawanan Zerg mulai muncul, memberikan secercah harapan bagi kelompok perlawanan manusia untuk merebut kembali sebagian kecil wilayah.
Epilog: Masa Depan yang Tak Pasti
Pada akhirnya, kedatangan Zerg ke Bumi meninggalkan dunia dalam keadaan kacau dan asing. Umat manusia tidak lagi seperti dulu, tetapi mereka belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang penuh bahaya dan ketidakpastian. Planet ini kini adalah perpaduan antara Zerg dan manusia, di mana hanya yang terkuat dan paling cerdas yang mampu bertahan.
Sarah Kerrigan, yang dulu dikenal sebagai manusia, kini telah berkembang menjadi entitas yang tidak lagi terikat pada identitas masa lalunya. Ia mengamati umat manusia dengan minat yang dingin, menunggu dan melihat apakah mereka akan menjadi sekutu yang layak atau ancaman yang harus dibinasakan.
Butterfly effect dari invasi Zerg mengubah segalanya—Bumi bukan lagi tempat seperti sebelumnya. Dalam perjuangan hidup dan mati, umat manusia menemukan bahwa hanya dengan evolusi, mereka bisa berharap untuk bertahan dalam dunia baru yang dikuasai oleh kawanan Zerg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar