FIKSI ILMIAH: SAAT PARA ALIEN MELIHAT KAPITALISME MANUSIA BUMI

 

Bab 1: Ketika Langit Terbelah

Pada tahun 2200, sebuah peristiwa aneh terjadi di Bumi. Langit malam yang gelap tiba-tiba terbelah oleh cahaya-cahaya misterius. Kapal-kapal raksasa dari berbagai galaksi mendarat di titik-titik penting dunia, menandai awal kedatangan ras-ras yang selama ini hanya ada di cerita fiksi: Terran, Zerg, Protoss, Orc, Undead, dan Night Elf. Setiap ras membawa teknologi, kekuatan, dan niat yang berbeda. Mereka datang bukan untuk berperang, tetapi untuk memahami sistem ekonomi Bumi yang begitu unik—kapitalisme murni.

Di tengah keramaian pusat kota New York yang modern, Mengsk, pemimpin Terran, berdiri memandang gedung-gedung pencakar langit yang dihiasi lampu neon. Kerrigan, sang Ratu Zerg, berdiri di sampingnya, memperhatikan manusia yang berlalu-lalang tanpa henti.

"Jadi ini yang disebut dengan peradaban modern mereka?" tanya Kerrigan, suara penuh dengan ejekan. "Semuanya terlihat begitu megah, tapi aku bisa mencium aroma ketidakadilan."

Mengsk hanya tersenyum tipis. "Mereka menyebutnya 'kemajuan'. Semua ini adalah hasil dari sistem yang memberi kebebasan tanpa batas kepada yang kuat untuk mendominasi yang lemah."

Bab 2: Aliansi yang Tidak Biasa

Di sisi lain dunia, Protoss yang dipimpin oleh Artanis mendarat di Tokyo, tertarik oleh kemajuan teknologi dan kecanggihan manusia dalam membangun kota. Mereka terkesan oleh infrastruktur yang kompleks, namun di balik itu mereka melihat polusi yang mencemari udara dan orang-orang yang bekerja tanpa henti.

"Mereka begitu sibuk mengejar keuntungan," ujar Artanis kepada Tassadar, seorang komandan Protoss. "Sampai-sampai mereka lupa bahwa dunia ini perlu dijaga, bukan hanya dieksploitasi."

Di hutan Amazon yang tersisa, Night Elf yang dipimpin oleh Tyrande Whisperwind terkejut melihat penggundulan hutan secara besar-besaran. Pohon-pohon yang berusia ratusan tahun ditebang tanpa pertimbangan, demi membuka lahan untuk pertambangan dan perkebunan. Tyrande tidak percaya bahwa makhluk yang mengaku beradab bisa melakukan hal sekejam itu terhadap alam mereka sendiri.

"Apa yang mereka cari, Malfurion?" tanya Tyrande kepada suaminya, Malfurion Stormrage, sang druid terkuat di kalangan Night Elf. "Mengapa mereka menghancurkan alam yang memberi mereka kehidupan?"

Malfurion hanya menggelengkan kepala, matanya menyiratkan kesedihan. "Mereka tidak menghargai keseimbangan. Bagi mereka, alam hanyalah sumber daya, bukan sesuatu yang harus dilindungi."

Bab 3: Kapitalisme Bertemu Kekuatan Luar Biasa

Kedatangan makhluk-makhluk asing ini mengundang perhatian dari korporasi-korporasi raksasa yang menguasai ekonomi dunia. Mereka melihat potensi keuntungan besar dalam menjalin kerja sama dengan ras-ras luar angkasa ini. CEO dari perusahaan multinasional terbesar di dunia, Arthur Steel, mengundang delegasi dari semua ras untuk bertemu di kantornya yang megah di New York. Mereka ingin membahas kemungkinan kerja sama, perdagangan teknologi, dan eksploitasi sumber daya.

"Kita bisa menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Arthur Steel dengan senyum komersialnya. "Teknologi kalian bisa kami komersialisasikan, dan kami akan memberikan akses tak terbatas ke sumber daya yang ada di Bumi."

Mengsk menatap Arthur dengan tatapan dingin. "Kau menawarkan perdagangan, tetapi dalam sistemmu, keuntungan selalu memihak pada yang berkuasa. Kami tidak datang untuk tunduk pada sistemmu."

Sementara itu, di sudut ruangan, Kerrigan mengamati semuanya dengan rasa ingin tahu. Zerg tidak tertarik pada keuntungan atau teknologi. Mereka ingin memahami mengapa manusia mau hidup dalam sistem yang tampaknya sangat menindas bagi sebagian besar dari mereka.

"Sistem ini," Kerrigan bergumam, "hanya menguntungkan segelintir orang. Mereka yang kuat menghancurkan yang lemah, dan mereka yang lemah hanya bisa tunduk atau mati."

Bab 4: Konfrontasi dengan Kapitalisme

Di benua Afrika, Orc dan Undead datang dengan maksud yang berbeda. Thrall, pemimpin Orc, melihat bagaimana manusia berjuang untuk bertahan hidup di daerah yang gersang dan miskin, meskipun tanah itu sebenarnya kaya akan sumber daya. Dia mengajukan pertanyaan kepada pemimpin setempat.

"Mengapa rakyatmu kelaparan sementara korporasi asing datang dan menjarah tanahmu?" tanya Thrall dengan nada penuh kemarahan.

Pemimpin setempat hanya menundukkan kepala. "Kami tidak punya pilihan. Tanpa mereka, tidak ada investasi. Tanpa investasi, tidak ada pekerjaan."

Sementara itu, Lich King, pemimpin Undead, tertarik oleh kemiskinan dan penderitaan yang tersebar di seluruh dunia. Baginya, kapitalisme manusia yang brutal adalah refleksi dari kegelapan dan ketamakan yang telah lama dia kenal.

"Sistem ini sangat rapuh," ujar Lich King kepada pengikutnya. "Ketika yang lemah sudah terlalu tertindas, mereka akan memberontak. Mungkin inilah yang mereka sebut sebagai 'revolusi'."

Bab 5: Kebenaran yang Terungkap

Setelah setahun tinggal di Bumi, setiap ras mulai melihat kebenaran di balik kapitalisme murni. Zerg memutuskan untuk tidak ikut campur, menganggap manusia sebagai spesies yang terlalu lemah untuk bertahan tanpa bantuan. Protoss, di sisi lain, mulai menyebarkan ajaran tentang keseimbangan dan keadilan di komunitas-komunitas kecil yang lelah dengan sistem yang ada. Night Elf membentuk kelompok-kelompok aktivis lingkungan yang melawan eksploitasi alam secara besar-besaran.

Sementara itu, Thrall dari Orc mengumpulkan pasukan manusia yang ditindas, memimpin pemberontakan di kota-kota besar. Revolusi terjadi di seluruh dunia, dan sistem kapitalisme yang murni akhirnya mulai runtuh. Di sebuah desa kecil di Amerika Selatan, Tassadar berdiri di tengah rakyat yang memberontak, menyampaikan pesan penting.

"Kalian harus menemukan jalan kalian sendiri," katanya kepada orang-orang yang berkumpul di depannya. "Kalian tidak bisa bergantung pada kekuatan luar. Kalian harus menciptakan sistem yang adil bagi kalian sendiri."

Bab 6: Akhir dari Kapitalisme Murni

Perang besar melanda Bumi. Pertempuran terjadi di setiap kota, setiap hutan, dan setiap pegunungan. Zerg meninggalkan Bumi, menganggapnya tidak layak untuk didominasi. Protoss dan Night Elf bersatu membantu manusia memulihkan ekosistem yang telah dihancurkan oleh eksploitasi kapitalis. Orc dan manusia bahu membahu membangun tatanan sosial yang baru, berlandaskan pada kesetaraan dan kerja sama.

Di tengah reruntuhan New York, Arthur Steel, yang pernah menjadi simbol kapitalisme murni, kini hanya bisa memandangi kota yang porak-poranda. Di depannya, Mengsk berdiri dengan pandangan penuh kemenangan.

"Kau kalah, Steel," kata Mengsk. "Kapitalisme murni bukanlah sistem yang cocok untuk semua makhluk di galaksi ini. Kau terlalu sombong untuk melihatnya."

Arthur Steel hanya tertawa kecil, meski matanya menyiratkan keputusasaan. "Kau mungkin benar. Tapi manusia selalu mencari keuntungan. Jika bukan kapitalisme, apa lagi yang bisa mereka pilih?"

Bab 7: Harapan di Galaksi yang Lebih Luas

Di tahun 2250, Bumi mulai membangun ulang peradabannya. Kini, dengan panduan Protoss, Night Elf, dan bantuan Orc, manusia menciptakan sistem yang lebih adil. Ekonomi berbasis komunitas dan kesetaraan perlahan menggantikan kapitalisme murni. Alam kembali dipulihkan, teknologi dikembangkan tanpa merusak keseimbangan lingkungan, dan masyarakat mulai menemukan makna baru dalam hidup mereka—bukan hanya tentang keuntungan, tetapi tentang kesejahteraan bersama.

Malfurion dan Tyrande berdiri di tengah hutan yang dulu ditebang habis-habisan, yang kini kembali hijau. Mereka tahu bahwa perjuangan ini masih panjang, tetapi harapan kini telah tumbuh di tengah reruntuhan.

"Kita mungkin telah membawa perubahan," kata Tyrande dengan lembut, "tetapi pada akhirnya, semua ini ada di tangan manusia. Apakah mereka benar-benar bisa berubah?"

Malfurion menatap langit yang kembali biru. "Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Tapi mereka punya kesempatan, dan itu lebih dari cukup."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar